Sabtu, 09 November 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » Cara pengisian form JSS

Cara pengisian form JSS

CARA PENGISIAN FORM JOB SCHEDULE SHEET

Penjelasan tentang cara pengisian Job Schedule Sheet adalah sebagai berikut:

1.  EQUIPMENT MODEL: diisi sesuai dengan unit model yang dikerjakan. Untuk kolom ini, bilamana komponen yang dikerjakan tidak ikut bersama unitnya, kolom ini tetap harus diisi.

2.  EQUIPMENT SERIAL NO: diisi dengan serial number unit yang dikerjakan.

3.  EQUIPMENT CODE NO: diisi dengan code number unit yang dikerjakan.

4.  COMPONENT NAME: diisi dengan nama dari komponen yang dikerjakan

5.  COMPONENT MODEL: diisi dengan model komponen yang dikerjakan.

6.  COMPONEN SERIAL NO: diisi dengan serial number komponen yang dikerjakan.

7.  JOB DESCRIPTION: diisi dengan uraian pekerjaan yang dilakukan terhadap unit atau komponen tersebut.

8.  WO NO: diisi dengan nomor work order atas pekerjaan yang dilakukan.

9.  WO DATE: diisi dengan tanggal work order tersebut diterbitkan.

10. CUSTOMER: diisi dengan nama customer atau site pemilik unit atau komponen yang akan dilakukan overhaul.

11. JOB PROGRESS: kolom ini diisi sesuai dengan langkah atau step pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan sejak unit atau komponen masuk sampai dengan ready for delivery atau ready for use. Urutan progress dimulai dari bawah kolom.

12. DAYS: diisi dengan perincian waktu pelaksanaan pekerjaan atas masing-masing langkah atau step atas uraian nomor 11, dimana secara total kolom nomor 12 ini tidak boleh melebihi batas waktu standar yang sudah ditentukan.

13. %: diisi sesuai dengan perincian besarnya prosentase atas masing masing langkah atau step pelaksanaan pekerjaan atas kolom 11, dimana cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
  • Bilamana total kolom 12, jumlahnya dianggap sama dengan 100 %, maka besarnya prosentase atas masing masing langkah atau step, menjadi :
14. ACC: diisi dengan akumulasi persentasi pada masing-masing langkah pelaksanaan pekerjaan atas kolom 11, dimana cara mengisinya adalah sebagai berikut:
15. MONTH: disi dengan bulan atas periode pelaksanaan pekerjaan.


16. DATE: diisi dengan tanggal atas bulan sesuai dengan periode pelaksanaan pekerjaan, dimana dalam hal ini tanggal yang diisikan tidak harus dimulai sejak tanggal 1 (satu), tetapi harus dimulai sejak tanggal unit atau komponen masuk.

17. MAN HOURS UTILITY: diisi dengan total jam kerja effective yang terpakai untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dimana :
  • Total jam kerja = penjumlahan jam kerja effective dari beberapa orang mekanik pelaksana yang mengerjakan pekerjaan tersebut.
  • Jam kerja yang dimaksudkan adalah merupakan jam kerja normal atau standar dan bukan jam kerja lembur.
18. MAN HOURS OVER TIME: diisi dengan total jam kerja effective yang terpakai untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dimana total jam kerja yang dimaksud bukan termasuk sebagai jam kerja biasa atau normal, akan tetapi sebagai jam kerja lembur.

19. DELAYED CODE: diisi dengan kode keterlambatan (Delayed code) yang menghambat pekerjaan tersebut. 

20. DELAYED HOURS: diisi dengan besarnya man hours keterlambatan sesuai dengan yang dimaksud pada kolom no. 19. Kolom code dan hours ini harus diisi lengkap sesuai kondisinya setiap hari.

21. PARTS ORDER ITEM: diisi dengan total items atas parts yang diorder sesuai dengan tanggal order tersebut diterbitkan dimana status ordernya adalah bukan sebagai re-order (order susulan).

22. PARTS ORDER PCS.: diisi dengan total pcs atas parts yang diorder sesuai dengan tanggal order tersebut diterbitkan dimana status ordernya adalah bukan sebagai re-order (order susulan).

23. MAN HOURS REWORK: diisi dengan total man hours atas pekerjaan re-work pada saat
tanggal pelaksanaan.

24. SECTION: diisi dengan nama section yang membuat job schedule sheet ini.

25. MAN POWER: diisi dengan nama-nama mekanik yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

26. GRAFIK KONTROL: diisi dengan grafik garis, dimana disini terdapat graphik plan versus actual yang perlu dimonitor dan dilakukan up to dating setiap hari setiap mekanik atau kordinator atau group leader yang memimpin section atau pekerjaan yang sedang dilakukan. 


PERHITUNGAN DELAYED TIME

Pada form job schedule sheet, kolom delayed time ini disediakan secara khusus dimana kegunaannya adalah untuk merekam seluruh hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Mengingat hambatan-hambatan yang dimaksud sangat beraneka ragam, oleh karena itu maka masing masing hambatan tersebut diberi kode kode-tersendiri, Uraian delayed kode yang dimaksud dapat dilihat pada halaman sebelumnya.

Untuk penulisan kode hambatan tersebut, pertama tama harus diketahui apa bentuk hambatannya, kemudian lihat list delayed code dan cocokan antara bentuk hambatan tersebut dengan list yang ada, setelah kode nya diketahui, isikan pada kolom job schedule sheet.
Proses pengisian seperti ini akan terus berlangsung, dari hari ke hari, sampai dengan selesainya pekerjaan dan pada akhirnya nanti seluruh delayed code yang sudah terekam didalam job schedule sheet tersebut dapat dibuatkan stratifikasi nya sehingga dapat diketahui kontribusi masing masing delayed code nya.

Contoh hasil perhitungan delayed time ini sesuai dengan uraian tersebut diatas sebagai berikut:
Component in   = 24 – 06 – 2010
RFU plan  = 07 – 07 – 2010
RFU actual  = 13 – 07 – 2010
Delayed time  = 6 Days



TOTAL DELAYED TIME  = 8+8+8+8+8+8 = 48 Jam

Disini berarti pekerjaan tersebut diatas dikerjakan oleh 1 (satu) orang mekanik saja karena pada masing masing kolom hours hanya diisi 8 jam yang berarti pekerjaan tersebut ditinggal dan tidak ditangani selama satu hari penuh. (Effective hours 1 hari dihitung = 8 jam saja) dan totalnya adalah merupakan penjumlahan berapa lama delay time nya berlangsung.

DELAYED TIME DISTRIBUTION

Code L = Pekerjaan tersebut tidak dilanjutkan atau tidak dikerjakan karena hari libur, dan besarnya kerugian per hari karena hal tersebut adalah sebesar 8 jam dikali jumlah man power yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Total = ( 8x1 ) + ( 8x1 ) + ( 8x1 ) + ( 8x1 ) = 32 jam

Code B = Pekerjaan tersebut tidak dilanjutkan atau  tidak dikerjakan karena tidak ada man power yang mengerjakan pekerjaan tersebut dan besarnya kerugian per hari karena hal tersebut adalah sebesar 8 jam dikali jumlah man power yang mengerjakan pekerjaan tersebut. 
Total = ( 8x1 ) + ( 8x1 ) = 16 jam 

PIE CHART DISTRIBUTION


MONITORING SYSTEM / REVIEW METHODE DALAM RANGKA PELAKSANAAN
OVERHAUL JOB

1.  DAILY MONITORING
  • Ketahui hasil aktifitas actual dibandingkan dengan  plan nya, dan tuangkan kedalam for job schedule sheet.
  • Tentukan aktifitas apa yang akan dilakukan pada hari ini bilamana hasil aktifitas actualnya tidak sesuai dengan plan nya / terjadi keterlambatan.
  • Tentukan target apa yang ingin dicapai pada hari ini, dan informasikan hal tersebut kepada para pelaksana ataupun group leader, melalui morning meeting (morning talk).
2.  WEEKLY MONITORING
  • Presentasikan hasil aktifitas actual dibandingkan dengan plan nya, melalui forum production meeting (KPI meeting) yang dihadiri section section lain.
  • Informasikan hal hal yang telah menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan, terutama yang menyangkut atas item item spare parts yang pending, pekerjaan bengkel luar yang belum selesai dan lain sebagainya.
  • Review atas rencana aktifitas minggu sebelumnya, agar bisa diketahui aktifitas mana yang sudah selesai dilakukan dan aktifitas mana yang belum dilakukan.
  • Tentukan langkah langkah / aktifitas yang akan dilakukan untuk mengejar ketinggalan dari waktu yang sudah direncanakan semula.
Contoh lead time proses pekerjaan overhaul untuk masing-masing komponen dan unit bisa lihat disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar